Pembentukan Tulang
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari
perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang
berkembang menjadi tulang keras.
Pertumbuhan
tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa.
Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan
tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium.
Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon
pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas
berperan dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara
bertolak belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas
menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang
seimbang.
Osifikasi
dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut
banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pada awalnya
pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan,
merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan
membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di
daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya
zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian
akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari
zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh
darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap
selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga terjadi pusat
osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam
pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.
Selama
pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah
kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh
memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga
sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada
saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang
baru di daerah permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Watampone, 14 April 2015
Penulis
Andi Muh. Darul Ramadhany Muh. Farid Imran